Breaking News

Perawatan pada Bonsai

Sebagai benda seni yang hidup, bonsai harus terus dirawat dengan baik dan memerlukan perhatian yang ekstra dari pemiliknya. Mendapatkan bonsai yang sehat dan indah, pemiliknya harus tahu cara memeliharanya dan juga memerlukan ketekunan serta kesabaran dalam merawatnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat bonsai yaitu sebagai berikut: penyiraman, pemupukan, penyiangan, penggantian media dan pot, pembukaan dan penggantian kawat, penempatan pot dan pengendalian hama dan penyakit.

1. Penyiraman

Penyiraman bonsai pada musim hujan cukup dilakukan pada pagi dan sore hari, sedangkan selama musim kemarau penyiraman bonsai dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan keadaan tanaman bonsai. Setiap kali menyiram bonsai harus diperhatikan bahwa sebagian dari air siraman mengalir ke luar dari lubang di dasar pot. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa ujung-ujung akar yang terdapat di dasar pot mendapat air dan untuk sebagai tanda bahwa lubang tersebut tidak tersumbat. Tersumbatnya lubang yang ada di dasar pot dapat menyebabkan pembusukan pada akar dan menyebabkan kematian pada bonsai.

Pada musim kemarau, jangan lupa dibasahi juga bagian daun dari bonsai setiap kali dilakukan penyiraman. Hal ini berguna untuk mempercepat penyegaran kembali pohon bonsai setelah seharian penuh disinari matahari dan juga untuk membersihkan daun-daun bonsai dari debu. Akan tetapi perlu diingat bahwa daun yang basah, apabila terkena sinar matahari dapat hangus. Air yang digunakan untuk penyiraman harus bersih, jernih, tidak berbau, dan bebas dari garam atau ber-pH netral. Sebaiknya gunakan air hujan atau air tanah untuk menyiram bonsai.

Penyiraman pada bonsai
Sumber: Pessey & Samson 1992

Gambar 1 Penyiraman pada bonsai

2. Pemupukan

Bonsai meskipun tumbuh kerdil juga memerlukan pupuk agar dapat tumbuh sehat dan dapat hidup sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Pemupukan pada bonsai berbeda dengan pemupukan pada tanaman lainnya yang tumbuh di kebun. Kesalahan dalam memberi pupuk pada bonsai dapat mengakibatkan bonsai menjadi terlalu subur atau bahkan tumbuh tidak subur. Padahal bentuk bonsai yang kerdil dan aneh harus dipertahankan.

Pecinta bonsai di Jepang biasanya menggunakan pupuk tradisional yang dibuat dari campuran tepung ikan, tepung tulang, kotoran ayam, bungkil biji kapas, bungkil kedelai, dan lain-lain. Akan tetapi untuk memudahkan, dapat digunakan pupuk majemuk buatan yang terutama mengandung unsur-unsur seperti nitrogen (N), phosphor (P), dan Kalium (K) dalam perbandingan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan bonsai. Disamping itu bonsai juga memerlukan unsur-unsur lainnya seperti magnesium (Mg), kapur, tembaga (Cu), Besi (Fe), dan belerang (S).

Pupuk yang mengandung unsur N di antaranya yaitu pupuk ZA (swavelzure ammoniak) dan pupuk urea. Unsur N diperlukan untuk menyuburkan tanaman terutaman pembentukan daun. Pupuk yang mengandung unsur P di antaranya yaitu pupuk ES (enkel superfosfat), DS (double superfosfat), dan TS (triple superfosfat). Unsur P diperlukan oleh tanaman yang sedang tumbuh terutama tanaman yang sudah saatnya berbunga. Pupuk yang menganduk unsur K di antaranya yaitu pupuk kalium sulfat dan abu. Unsur K berperan dalam metabolisme dan penyerapan makanan serta menguatkan serabut-serabut tanaman bonsai sehingga tumbuh kukuh.

Pemberian pupuk majemuk pada bonsai harus memperhatikan perbandingan antara unsur N, P, dan K. Apabila bonsai mengalami keguguran daun, sebaiknya konsentrasi N dan K lebih besar dibandingkan P agar pengambilan makanan lebih lancar dan daun cepat tumbuh. Untuk bonsai yang sedang berbuah dan menunjukkan tanda-tanda berbunga sebaiknya konsentrasi P lebih tinggi.

3. Penyiangan

Penyiangan harus dilakukan pada bonsai karena gulma atau rumput yang tidak berguna akan bersaing dengan bonsai dalam pengambilan makanan. Padahal pemberian zat makanan pada bonsai tidak lagi seperti tanaman lainnya. Penyiangan pada bonsai harus dilakukan sedini mungkin.
Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan tangan. Akan tetapi, lebih baik jika gulma atau rumput dicegah tumbuhnya dengan meletakkan mos atau lumut hijau yang sering tumbuh di pinggir-pinggir tembok pagar atau selokan. Lumut ini dapat dijadikan indikator terhadap kelembapan tanah. Apabila lumut terlihat berwarna kecoklatan, maka keadaan tanah kurang lembab sehingga perlu disiram.

4. Penggantian media dan pemangkasan akar

Media tanam tidak selamanya dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman. Media yang sudah terlalu lama tidak baik untuk dipertahankan karena kemungkinan akan menjadi sarang penyakit lebih besar. Oleh karena itu, media tanam bonsai perlu diganti dan sekaligus dilakukan pemangkasan akar.

Pertumbuhan akar pada bonsai yang sehat tidak akan berhenti dan akar-akar tersebut semakin lama akan semakin memenuhi pot sehingga mempersulit air dan udara meresap ke dalam tanah. Akibatnya, bonsai akan merana dan akhirnya mati. Oleh sebab itu, sebaiknya secara teratur tanah perlu diganti dan akar-akar perlu dipangkas.

Penggantian media tanam dan pemangkasan akar tergantung pada jenis, umur, keadaan pohon serta ukuran pohon dan potnya. Bonsai dari jenis tanaman yang pertumbuhannya cepat, berbunga atau berbuah harus lebih sering dilakukan penggantian media tanam dan pemangkasan akar dibandingkan jenis tanaman yang tidak berbunga, tidak berbuah dan pertumbuhannya lambat. Yang terpenting yang perlu diperhatikan adalah umur dan besar tanaman. Semakin tua tanaman dan semakin besar pohonnya, maka semakin jarang dilakukan penggantian media dan pemangkasan akar.

Mengatur posisi bakalan bonsai agar pas dengan pot dan menambahkan tanah pada ruang di sekeliling bonsai
Sumber: Pessey & Samson 1992

Gambar 2 Penggantian media

Memotong akar bakalan bonsai yang terlalu banyak
Sumber: Pessey & Samson 1992

Gambar 3 Pemangkasan akar

5. Penggantian pot

Penggantian pot biasanya dilakukan pada saat mengganti media tanam dan pemotongan akar. Penggantian pot di sini berarti penggantian ukuran pot sebagai akibat semakin besarnya tanaman. Idealnya, setiap dua kali penggantian media dilakukan sekali penggantian pot.

6. Pemangkasan tanaman

Prinsip dasar pembentukan tajuk bonsai adalah keindahan dalam keharmonisan. Untuk itu, semua bagian tanaman bonsai perlu dibentuk agar menarik. Cara membentuk bonsai agar menarik adalah dengan pemangkasan. Pemangkasan bentuk harus memenuhi beberapa kriteria bonsai. Yang pertama diperhatiakan adalah bentuk dari cabang bonsai harus selalu mengecil hingga ke tajuknya.

Pemangkasan tanaman bonsai
Sumber: Pessey & Samson 1992

Gambar 4 Pemangkasan tanaman bonsai

7. Pembukaan dan penggantian kawat

Lilitan kawat dibuka apabila kawat sudah tampak mulai tenggelam atau masuk dalam cabang atau batang. Apabila hal ini dibiarkan akan menyebabkan terjadi bekas-bekas lilitan yang sangat menonjol dan terjadinya luka pada cabang atau batang bonsai. Saat membuka lilitan kawat, kulit batang atau cabang jangan sampai terluka. Pengawatan dapat dilakukan kembali apabila bentuk bonsai belum sesuai dengan selera dan masih perlu diadakan penyempurnaan bentuk.

Pembukaan lilitan kawat pada cabang atau batang bonsai
Sumber: Pessey & Samson 1992

Gambar 5 Pembukaan lilitan kawat pada cabang atau batang bonsai

8. Penempatan bonsai

Penempatan bonsai dapat berpengaruh terhadap bonsai itu sendiri. Bonsai biasanya memerlukan sinar matahari sehingga sebaiknya pot ditempatkan pada tempat yang mendapat sinar matahari tetapi masih teduh.

Jangan menempatkan bonsai di tempat yang sangat dingin atau sangat panas pada tahap awal perawatan bonsai. Hal ini karena akar bonsai umumnya hanya tertutup oleh lapisan tanah yang tipis dalam wadah yang dangkal.
Tempat yang tepat untuk bonsai yaitu di teras rumah. Selain di teras bisa juga bonsai diletakkan di atas rak yang diberi atap lembaran plastik putih yang dapat menghasilkan sinar pencar.

9. Pengendalian hama dan penyakit

Bonsai yang sehat dan indah harus bebas dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang menyerang bonsai merupakan hama dan penyakit dari jenis tanaman itu sendiri. Namun secara umum pengganggu dan atau musuh bonsai adalah sebagai berikut:

  • Hewan peliharaan
    Hewan seperti anjing, kucing dan ayam dapat disebut pengganggu karena dapat merusak penampilan dari bonsai secara keseluruhan
  • Hama
    Hama yang dapat menyerang bonsai yaitu ulat, kutu daun, belalang, bekicot, semut, tungau, rayap, dan serangga lainnya yang disebut pengganggu karena dapat merusak penampilan tanaman. Jenis kutu dan tungau paling banyak menyerang bonsai. Hama ini perkembangannya sangat cepat.
  • Penyakit
    Penyakit yang dapat menyerang bonsai yaitu virus, bakteri atau jamur. Penyakit yang disebabkan oleh virus paling banyak menyerang bonsai dan dapat ditularkan oleh serangga vektor yang hinggap pada bonsai.
  • Kelalaian
    Kelalaian merupakan faktor penyebab penampilan bonsai menjadi kurang bagus. Hal ini terjadi terutama pada saat memberikan air siraman, unsur hara dan sinar matahari.

Bonsai harus dirawat dan dijaga setiap saat dari serangan hama dan penyakit. Apabila bonsai telah terserang hama dan penyakit sebaiknya tanaman disemprot dengan pestisida, bakterisida atau fungisida tergantung dari jenis hama dan penyakit yang menyerang bonsai.

Pemberian pestisida pada bonsai yang terserang hama
Sumber: Pessey & Samson 1992

Gambar 6 Pemberian pestisida pada bonsai yang terserang hama

Sumber:

Paimin FB, Nazaruddin. 1992. Seni Bonsai Lanjutan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pessey C, Samson R. 1992. Bonsai Basics: A Step-By-Step Guide to Growing, Training and General Care. New York: Sterling.

Sigit S. 1993. Bonsai: Cara Membuat dan Merawat Pohon Mini. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

 

Check Also

Latar Belakang Spiritual dari Bonsai

Seni bonsai pertama kali muncul di Cina sedangkan kata bonsai berasal dari bahasa jepang. Seni …