Breaking News

Gaya (Style) Dasar Bonsai

Dalam dunia bonsai memiliki berbagai gaya (style) yang berdasarkan bentuknya. Sampai saat ini dunia bonsai masih mengacu kepada seni bonsai Jepang sehingga gaya (style) yang diterapkan juga masih mengikuti gaya bonsai yang berasal dari Jepang. Di Jepang, sudah berkembang berbagai bentuk bonsai dan rangkaiannya. Sebenarnya gaya bonsai yang diterapkan hanyalah gaya dasarnya karena di setiap negara penghasil bonsai gaya dasarlah yang menjadi perhatian.

Bonsai dapat dikelompokkan menjadi 5 gaya dasar. Gaya dasar tersebut ditentukan oleh bentuk batang yang dimulai dari pangkal akar sampai puncak mahkota. Adapun kelima gaya dasar bonsai tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Gaya tegak lurus/chokkan/formal upright

Gaya tegak lurus disebut juga dengan chokkan atau formal upright. Gaya bonsai tegak lurus memiliki kriteria khusus yaitu sebagai berikut:

  • Mempunyai batang yang tegak lurus dari pangkal pohon sampai puncak
  • Pangkal batang besar dan makin ke atas makin kecil
  • Akar harus kuat dan menjalar ke segala arah pada permukaan tanah
  • Cabang juga besar di pangkal dan makin ke ujung makin runcing
  • Top mahkota terletak pada satu garis vertikal dengan pangkal akar
  • Tinggi ideal bonsai dengan gaya ini adalah enam kali dari diameter pangkal pohon
  • Jarak batang pada gaya ini lebih baik tidak merata serta lebih lebar pada bagian bawah dan semakin ke atas akan semakin merapat
Gaya bonsai tegak lurus-chokkan-formal upright
Sumber: Smalls 2003

Gambar 1 Gaya bonsai tegak lurus/chokkan/formal upright

2. Gaya tegak berliku/tachiki/informal upright

Bonsai gaya tegak berliku disebut juga dengan tachiki atau informal upright. Gaya bonsai ini paling banyak ditemukan di alam bebas maupun sebagai bonsai. Gaya bonsai tegak berliku memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Mempunyai batang yang tegak tetapi berliku-liku dengan lekuk-lekuk yang teratur pada batang dimana sebagai pembeda dengan gaya tegak lurus
  • Gaya ini seolah menjadi simbol suatu perubahan sedangkan gaya tegak lurus menggambarkan suatu yang tetap
  • Pada gaya tegak berliku yang murni, puncak pohon jatuh tepat di atas pusat pangkal batang, sedangkan batang tumbuh mulai dari tegak sampai miring sekitar 15 derajat
  • Sama seperti pada gaya tegak lurus, bonsai gaya ini juga harus mempunyai pangkal batang yang besar dengan akar-akar yang menjalar kuat ke segala arah dan batang semakin kecil ke arah puncak

Bonsai gaya tegak berliku-tachiki-informal upright
Sumber: Smalls 2003

Gambar 2 Bonsai gaya tegak berliku/tachiki/informal upright

3. Gaya miring/shakan/slanting

Bonsai gaya miring disebut juga dengan shakan atau slanting. Gaya ini menggambarkan pohon yang berada di lereng yang agak landai sehingga tumbuh miring dalam usaha untuk mencari sinar matahari dalam persaingan dengan pohon-pohon lain yang berada di sekitarnya. Bonsai gaya miring memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Letak batang pokok miring ke arah kanan atau ke kiri
  • Bentuk batang pokok lurus atau lurus berliku
  • Top mahkota berada pada satu garis lurus dengan pangkal akar
  • Batang harus besar di pangkal dan makin ke atas makin kecil
  • Akar sebaiknya tumbuh ke semua arah tetapi akar yang terkuat harus tumbuh ke arah yang berlawanan dengan kemiringan batang sehingga pohon kelihatan kokoh dan alamiah
  • Apabila batang miring ke kanan, maka akar terkuat harus menjalar ke kiri begitu pula sebaliknya
  • Cabang harus tumbuh ke segala arah dan hanya pengaturan sudut kemiringan cabang terhadap batang di kanan dan kiri yang berbeda. Hal ini sangat penting untuk memperoleh keseimbangan dari bonsai yang dibuat.
Bonsai gaya miring-shakan-slanting
Sumber: Smalls 2003

Gambar 3 Bonsai gaya miring/shakan/slanting

4. Gaya setengah menggantung/han-kengai/semi-cascade

Bonsai gaya ini disebut juga dengan han-kengai atau semi-cascade. Gaya ini menggambarkan pohon tumbuh di tebing curam dengan batang yang miring dan cabang setengah menggantung. Bonsai gaya setengah menggantung memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Letak batang pokok mendatar sejajar dengan bibir pot sedangkan cabang atau ranting menggantung melewati bibir pot
  • Bentuk batang pokok lurus atau lurus berliku
  • Arah batang pokok ke kanan atau ke kiri
  • Top mahkota berada di samping mengikuti arah batang pokok dan ada juga yang sejajar atau di bawah bibir pot bagian samping
Bonsai gaya setengah menggantung-han-kengai-semi-cascade
Sumber: Smalls 2003

Gambar 4 Bonsai gaya setengah menggantung/han-kengai/semi-cascade

5. Gaya menggantung/kengai/cascade

Gaya menggantung disebut juga dengan kengai atau cascade. Pohon yang tumbuh di tebing yang sangat curam cenderung untuk tumbuh menggantung, tetapi ada bagian tertentu yang tetap berusaha tumbuh ke atas seperti hakekat alami dari pohon. Bonsai gaya menggantung memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Letak batang pokok sejajar dengan bibir pot, kemudian membengkok ke arah bawah dari bibir pot dan dapat juga batang pokok letaknya miring kemudian berubah arah ke bawah sampai melewati pot
  • Arah batang pokok ke kanan atau ke kiri
  • Bentuk batang dapat lurus atau lurus berliku
  • Top mahkota terletak di bawah bibir pot atau menggantung mengikuti arah batang pokok, arah top mahkota ke atas
Bonsai gaya menggantung-kengai-cascade
Sumber: Smalls 2003

Gambar 5 Bonsai gaya menggantung/kengai/cascade

 

Sumber:

Paimin FB, Nazaruddin. 1992. Seni Bonsai Lanjutan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Smalls D. The Bonsai Handbook. 2003. Inggris: Aura.

Sulistyo B, Subijanto L. 1988. Bonsai. Yogyakarta: Kanisius.

 

Check Also

Latar Belakang Spiritual dari Bonsai

Seni bonsai pertama kali muncul di Cina sedangkan kata bonsai berasal dari bahasa jepang. Seni …